Senin, 29 September 2014

GERAKAN SEPATU SEKOLAH OLEH SAHABAT TWG (HERRY NURDI)

Muara Gembong, 14 Januari 2014,
Ini ketiga kalinya Sedekah Sepatu Sekolah diadakan. Dan seperti biasa, di tempat yang di luar biasa Kali ini, di outskirt Bekasi, Muara Gembong. Tempatnya dekat dengan kilang minyak Pertamina. Dikelilingi tambak setinggi leher orang dewasa yang, berbau payau. Langit biru, tanah coklat dan bebatuan yang bercampur dengan lumpur dan tanah.
Saung bambu yang ditinggalkan, air beriak tenang, suara kepakan burung yang lewat. Jauh lokasi yang luar binasa,  bisa dibayangkan betapa pahitnya duduk di mobil untuk a couple hours, apalagi yang menyupir. Yah, mau apalagi, ini untuk amal baik.
Enam mobil berangkat, lima mobil pribadi dan satu mobil dari DAAI TV, yang meliput kegiatan kami, mulai dari persiapan sampai ke acaranya. Sebanyak 36 relawan berangkat untuk berkhidmat. Titik aksi lokasi dua jam dari jalan aspal terakhir. Sisanya jalan berbatu, lumpur, tanah dan berlubang.

Jalanan Menuju Lokasi Aksi
Jalanan Menuju Lokasi Aksi
Sampai di lokasi, yang pertama menyambut kami adalah rumah-rumah yang reyot dan hampir tumbang tergenang banjir.  dan sungai yang hampir meluap ke pemukiman warga.
Tiga kardus besar berisi sepatu, terpal, spanduk, dan plastik-plastik berisi sepatu yang siap dibagikan diangkut ke perahu, atau sampan kayu, mengingat jalan yang banjir, dan barang-barang tersebut berat, dan aku, beserta tiga relawan lainnya ikut perahu, sisanya berjalan kaki menuju ke lokasi.
Tugasku selama perjalanan dengan perahu adalah dokumentasi, dan tiga relawan lainnya menjaga barang-barang tersebut, dan mengangkutnya lagi dari perahu ke musholla kecil.
perahu bw
Perahu yang mengangkut sepatu sampai ketujuan
Musholla kecil, yang menjadi tempat acara kami. Ratusan anak-anak dari mulai balita hingga remaja berkumpul di mushalla itu. Tumpukan sandal-sandal yang terinjak. Teriakan, bisikan, suara anak-anak itu.
Semuanya berpakaian rapi. Rambut mereka merah, karena paparan cahaya matahari. Pergelangan tangan dan kaki mereka yang kurus. Kulit mereka yang cokelat juga terbakar matahari.
Memang tak semuanya tersenyum karena harus menunggu acara dimulai. Tapi saat mereka melihat tumpukan sepatu itu, senyum mulai merekah di wajah mereka.
Acara dimulai. Al-Fatihah dibacakan dengan kompak. Shalawat untuk Rasulullah dilantunkan. Lalu seorang anak kecil maju membacakan al-Ashr dengan lancar. Senang rasanya mengetahui mereka hafal surat-surat pendek.
Games, dan motivasi. Semua bersuka cita. Suara mereka terbang tinggi, memecah angkasa dan akhirnya pembagian sepatu. Momen paling ditunggu oleh mereka.

anak2
Semoga semua cita-cita baik mereka tercapai
Nama-nama dipanggil, sepatu dibagikan. Kami tak punya banyak waktu untuk membagikan seluruh 393 pasang sepatu yang kami bawa. Puluhan stock sepatu cadangan pun juga ditinggalkan dibagikan. Panitia dari lokasi bersedia membantu untuk mendistribusikan sepatu-sepatu tersebut.
Yang dahsyat dari daerah ini adalah waktu. Karena jika matahari terbenam dan kita belum keluar dari sana, kemungkinan besar adalah tersesat dan hilang dalam kegelapan.
Tapi pemandangan selama perjalanan sangat indah. Hamparan tambak luas dan rumput liar, angina sepoi-sepoi menemani perjalanan kami Satu lagi amal baik kami lakukan. Insya Allah selanjutnya akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar